Misa Perdana Romo Ambrosius Lolong

GEREJA Katolik Keluarga Kudus Paroki Pasar Minggu bergembira dan bersyukur menyambut imam baru putra paroki, Romo Ambrosius Lolong atau yang akrab disapa Romo Rosi. Hal itu tampak pada Misa Perdana pada Sabtu (19/5) sore kemarin.

Gereja Katolik Keluarga Kudus dipenuhi para tamu yang datang dari berbagai tempat dan paroki. Misa Perdana ini menghadirkan pula rekan-rekan imam baru angkatan tahbisan Romo Rosi. Romo Rosi ditahbiskan bersama tiga imam lain. Mereka adalah Romo Nemesius Pradipta, Pr, Romo Bonifasius Lumintang, Pr dan Romo Yosef Purboyo Diaz, Pr. Mereka ditahbiskan pada 8 Mei 2018 di Gereja St. Laurensius, Alam Sutera.

DSCF5831

Misa konselebrasi ini juga diikuti oleh Romo Yohanes Radityo Wisnu Wicaksono, Pr selaku Kepala Pastor Paroki Pasar Minggu dan Pastor Yohanes Boli Tukan, OFM.

“Tidak seperti biasanya misa sabtu sore seramai ini. Selama saya jadi misdinar sampai jadi frater, misa sabtu sore sepi,” ujar Romo Rosi mengawali homilinya.

Misa Perdana Romo Rosi pada sore hari itu sekaligus memperingati Hari Raya Pentakosta, peristiwa turunnya Roh Kudus atas para rasul. Ia kemudian merefleksikan peristiwa itu dengan kehidupannya. Ia mengatakan kehadiran Roh Kudus atas para rasul tidak hanya sekedar membuat para rasul bisa berkata-kata dalam bahasa lain, melainkan memampukan para rasul menjadi seorang pemimpin tak hanya bagi dirinya namun juga untuk orang lain.

DSCF5846

“Para rasul menjadi pribadi yang siap untuk diutus. Hidup oleh Roh Kudus akan menghasilkan buah Roh, damai, sukacita, dan lainnya. Dalam perjalanan saya di Seminari bersama tiga romo lainnya, Romo Diaz, Romo Boni, dan Romo Dipta, pada tahun pertama kami mengikuti program dimana kita harus menjadi pribadi yang siap diutus. Romo Boni diutus menjadi tukang bangunan di Serpong, Romo Dipta menjadi buruh di Bogasari, Romo Diaz di SLB dan saya menjadi karyawan kantoran. Kami diajarkan untuk keluar dari zona nyaman agar menjadi pribadi yang siap diutus,” paparnya.

Romo Rosi meceritakan teman-temannya sempat iri lantaran dirinya ditugaskan menjadi karyawan. Namun, Romo Rosi merasakan sebaliknya. Hingga pada akhirnya ia menyadari bahwa ia dan teman-temannya sengaja ditempatkan di situasi yang baru dan berbeda agar dapat keluar dari zona nyaman sehingga akhirnya bisa menjadi pribadi yang siap diutus.

DSCF5824

“Sama seperti roh kudus yang turun atas para rasul untuk memampukan mereka memimpin diri mereka sendiri dan untuk orang lain. Sebagaimana seorang pemimpin haruslah orang yang bisa mengapresiasi, punya visi dan bisa mengampuni,” ungkapnya.

DSCF5885

Pada kesempatan itu, Romo Rosi sekaligus berterima kasih kepada kedua orang tuanya yang selama ini menjadi figur Roh Kudus yang nyata dalam hidupnya. Tak lupa ia juga berterima kasih kepada guru-guru yang telah membimbingnya selama ini. Terkahir, Romo Rosi juga belajar untuk mengampuni segala hal yang kurang menyenangkan dalam hidupnya agar bisa menjadi bagian evaluasi diri agar menjadi pribadi yang lebih baik lagi kedepannya. (ASTRI/KOMSOS)