MUNGKIN kita pernah mendengar seseorang memutuskan untuk meninggalkan Gereja karena merasa kecewa dengan apa yang dialami bersama dengan anggota Gereja yang lain, entah imam, pengurus Dewan Paroki, atau dengan sesama umat. Kita juga sering mendengar ada banyak pejabat pemerintahan ataupun pengusaha yang akhirnya ditangkap polisi karena terkena kasus korupsi. Beberapa kali kita pun mendengar saudara-saudari kita yang memilih untuk meninggalkan imamat atau janji perkawinan mereka. Semua itu kita sering menyebutnya bahwa mereka jatuh ke dalam pencobaan atau godaan yang dibuat oleh Iblis untuk menjauhkan kita dari Allah yang maha kasih.
Godaan adalah tawaran yang dibuat oleh setan supaya kita jatuh dalam dosa. Dan rupa-rupanya, Yesus pun tidak lepas dari yang namanya godaan setan ini. Dalam tiga Injil Sinoptik, kisah Yesus yang digoda iblis ini muncul. Hal ini berarti bahwa kisah ini begitu punya makna dalam pengajaran iman, terutama kepada jemaat-jemaat perdana kepada siapa Injil-injil itu di tujukan. Mengapa ini penting? Pertama karena mau menunjukkan bahwa Yesus itu juga sama seperti kita manusia yang punya sifat-sifat manusiawi, misalnya lapar. Ia sama seperti kita kecuali dalam hal dosa. Hal ini mau menunjukkan bahwa Yesus tidak mau menggunakan kekuatanNya sebagai Anak Allah untuk mengatasi sifat-sifat manusiawinya itu.
Tujuan yang kedua adalah Yesus mau mengajarkan kepada kita bagaimana mengatasi setiap godaan yang pasti dialami oleh setiap dari kita. Pertama Dia mengajak kita untuk berpegang pada sabda Allah. Artinya, saat godaan itu datang, larilah dan temuilah Tuhan untuk memohon bantuanNya. Kedua, Yesus mengajarkan bahwa hanya Allah saja yang mampu menolong kita mengatasi segala godaan itu. Dan yang ketiga, Yesus mengajarkan kepada kita supaya tegas menolak godaan-godaan itu. Selain itu, penulis Injil, terutama Lukas, mengingatkan kembali kita, apabila sudah berhasil mengalahkan godaan iblis, kita harus tetap waspada karena akan ada lagi godaan yang lain, yang lebih besar. Lukas mengingatkan bahwa iblis yang mundur itu akan mencari cara lain untuk mengoda kita lagi.
Oleh karena itu, apabila saat ini kita sedang mengalami pencobaan dan godaan, janganlah kita menyerah dan mengalah. Berdoalah seperti Pemazmur berdoa, “Ya, Tuhan lindungilah kami di dalam kesesakan kami”. Dan seperti Paulus menasehati jemaat di Roma, “Jika kamu percaya dalam hati bahwa Allah telah membangkitkan Yesus dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan.” Semoga Tuhan yang maharahim selalu melindungi dan menjaga kita semua. Amin.
RD. Yohanes Radityo Wisnu Wicaksono