IBU, bapak, saudari-saudara serta anak-anak yang dikasihi Tuhan, salam SUKACITA!
Hari ini Paroki kita merayakan pesta nama pelindung yaitu Kaluarga Kudus (Yesus, Maria, dan Yosef). Oleh karena itu, sudah layak dan sepantasnya kita sebagai umat Paroki Pasar Minggu meneladan sikap hidup Keluarga Kudus.
Dari keempat Injil, hanya dua Injil yang mengisahkan mengenai Keluarga Kudus, yaitu Injil Matius dan Injil Lukas. Kisah Keluarga Kudus dimulai ketika Maria menerima kabar gembira, Yosef mengalami mimpi untuk tidak meninggalkan Maria, kisah kelahiran Yesus, pengungsian di Mesir lalu kembali ke Nazaret, sampai ketika Yesus ditemukan di Bait Allah saat usia 12 tahun.
Keluarga Kudus mengajarkan kasih, kesetiaan, dan kepercayaan pada kehendak Allah. Relasi antara Yesus-Maria-Yosef disatukan dalam kasih dalam kesetiaan. Keluarga Kudus menunjukan bahwa dalam melaksanakan kehendak Allah tidak akan berhasil dan berbuah tanpa kebersamaan. Maria, dan Yosef mewujudkan kebersamaan itu dalam ikatan keluarga (yang kudus).
Keluarga Kudus menempatkan Yesus sebagai pusat hidup mereka. Maria dan Yosef sadar akan peran mereka sebagai pendukung karya keselamatan Allah dalam diri Yesus. Mereka menjadi “rekan kerja” Yesus dalam melaksanakan kehendak Bapa. Sudahkah keluargaku menempatkan Yesus sebagai pusat hidup?
Kita semua dipanggil untuk hidup bersama. Keluarga Kudus membangun kebersamaan hidup yang saling meneguhkan dan membantu. Belajar dari iman Keluarga Kudus, kita diajak untuk mewujudkan kebersamaan di dalam keluarga, komunitas Gereja, maupun masyarakat. Sudahkah keluargaku membangun kebersamaan satu sama lain?
“Keluarga Kudus Nazaret adalah sebuah keluarga yang berpusat pada Allah. Bagi Maria dan Yosef, iman mereka diwujudkan dengan kasihnya pada Yesus. Hidup bersama yang saling mengasihi, kaya dengan kemurahaan hati, serta kesetiaan adalah teladan nyata dari Keluarga Kudus.” Paus Yohanes Paulus II
(RD. A. Subekti)