IBU, bapak, saudari-saudara serta anak-anak yang dikasihi Tuhan, salam SUKACITA!
Kita bersama mengenal istilah “pembaruan”. Gereja mengenal ada yang namanya pembaruan janji baptis, pembaruan kaul, pembaruan janji perkawinan. Dalam hidup sehari-hari seringkali kita juga melakukan pembaruan. Ketika kita membuka aplikasi di smartphone, seringkali ada pengingat yang memberitahu kita untuk memperbarui (update) sistem aplikasi tersebut.
Kata pembaruan sebenarnya tidak jauh dari hidup kita. Dalam bacaan Injil Yesus berkata, “Aku datang bukan untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi, melainkan untuk menggenapinya. Tidak ada satu iota atau satu titik pun akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi.” (Mat 5: 17)
Ajaran-ajaran Yesus bukan untuk menggantikan hukum yang sudah dihidupi oleh murid-murid-Nya, melainkan untuk menggenapi, memperbarui, mengupdate hukum itu sendiri. Mengapa perlu diperbarui, digenapi?
Hukum itu harus digenapi agar orang-orang tidak jatuh pada formalisme agama, yaitu yang penting tidak melanggar hukum dan aturan beragama. Penggenapan atau pembaruan hukum yang dilakukan oleh Yesus mengajak kita untuk sungguh-sungguh menghayati nilai-nilai yang terkandung dalam hukum tersebut. Kita berbuat baik bukan karena takut akan hukuman, melainkan karena ada nilai luhur yang dihayati. Kita menabung di celengan Yesus Tuna Wisma bukan hanya sekedar kewajiban atau perbuatan baik, melainkan persembahan diri untuk Tuhan.
Kita tidak mau ketinggalan zaman, maka pada hari HUT Paroki Pasar Minggu ini, kita diajak untuk senantiasa memperbarui diri, senantisa menggenapi hidup kita sehingga menjadi Gereja yang semakin mewujudkan Kerajaan Allah di tengah dunia. Selamat.
RD. A. Subekti