KITA sebentar lagi memasuki situasi yang disebut dengan Normal Baru (New Normal). Artinya situasi baru setelah selama kurang lebih 2 bulan kita ada dalam pandemi. Situasi baru ini ditandai dengan pola hidup yang baru, yaitu pakai masker, jaga kebersihan, jaga jarak, dan sebagainya. Normal Baru mungkin akan mengubah perilaku kita. Mudah-mudahan kita akan berubah menjadi lebih baik lagi.
Hari ini adalah Hari Raya Pentakosta. Di Hari Pentakosta (hari ke-50 setelah kebangkitan Yesus), Gereja merayakan turunnya Roh Kudus atas para rasul. Roh Kudus telah mengubah para rasul menjadi manusia yang baru. Mereka berani menjadi saksi untuk mewartakan injil. Boleh dikatakan bahwa Pentakosta menjadi salah satu tanda kelahiran Gereja yang mulai menjalani misinya keluar.
Kita akan merenungkan Pentakosta berdasarkan Kisah Para Rasul bab 2. Ada 2 tahap untuk permenungan. Yang pertama : dari ayat 1-4 diceritakan tentang orang-orang yang percaya berkumpul. Lalu dari langit ada bunyi seperti tiupan angin keras dan tampak lidah-lidah seperti nyala api. Maka penuhlah mereka dengan Roh Kudus. Setelah menerima Roh Kudus, mereka pun berkata-kata dalam berbagai bahasa. Roh
Kudus membuat orang mampu berbicara dengan aneka bahasa, sehingga mereka yang berasal dari berbagai macam daerah mampu memahami pewartaan yang disampaikan oleh para murid.
Yang kedua, ayat 5-11 berisi tentang Kesaksian. Pada bagian ke-2 kisah Pentakosta ini, ditampilkan sejumlah saksi peristiwa Pentakosta. Banyak orang yang hadir dari berbagai macam daerah pada perayaan Pentakosta itu. Mereka inilah yang menjadi saksi kegembiraan yang dianugerahkan Roh Kudus kepada bangsa-bangsa. Banyaknya orang yang hadir dari beraneka ragam daerah dalam peristiwa Pentakosta mau menunjukkan bahwa adanya kebhinekaan dan keragaman saksi peristiwa Pentakosta. Keanekaragaman itu terbukti dari hadirnya mereka yang berasal dari Partia, Media, Elam, penduduk Mesopotamia, Yudea dan Kapadokia, Pontus dan Asia, Mosir, daerah Libia, orang Yahudi atau penganut agama Yahudi dan orang Arab.
Para murid Yesus mewartakan iman bukan hanya dengan kata-kata, melainkan juga dengan kegembiraan hidup. Roh Kudus telah mengubah para rasul dan Gereja, termasuk kita semua untuk tidak takut dan cemas lagi dalam menerima dan menjalani perutusan. Daya inilah yang memampukan para pengikut Yesus untuk bertahan, berjuang dan berkembang.
RD. Antonius Pramono
HARI RAYA TRITUNGGAL MAHAKUDUS