DIAM DI RUMAH TUHAN

HARI MINGGU BIASA XXVIII A

Bapak, ibu, saudara/i, rekan-rekan muda, dan anak-anak yang dikasihi oleh Tuhan. Selamat hari Minggu. Salam sehat untuk kita semua.

Minggu ini banyak kejadian-kejadian yang melanda negeri kita. Peristiwa-peristiwa yang membuat hati, pikiran, dan perasaan kita menjadi cemas atau mungkin gelisah. Gelisah karena peristiwa yang terjadi atau mungkin gelisah karena pandemi belum juga dapat teratasi. Semua masih belum begitu kelihatan jelas titik terangnya.

Bacaan-bacaan yang kita dengarkan hari Minggu ini mengajak kita untuk mampu “diam” di rumah Tuhan. Artinya bahwa kita menyerahkan semuanya pada Tuhan. Namun, bukan berarti kita menjadi tidak berbuat apa-apa, kita tetap mengusahakan apa yang dapat kita lakukan. “Banyak yang dipanggil tetapi sedikit yang dipilih”, kata-kata kitab suci ini bukan hanya merujuk pada orang yang mau menjadi seorang biarawan/biarawati dan romo saja, namun mencakup semua orang yang menjadi murid Kristus. Kita orang yang dipilih Allah untuk mengimani-Nya dalam kehidupan kita. Allah yang senantiasa menyertai kita. Allah yang senantiasa mendampingi kita. Allah yang senantiasa ada bersama kita.

Kita dapat berkaca melalui sejarah yang tertulis pada Kitab Perjanjian Lama yang mengkisahkan bagaimana Allah setia menemani bangsa pilihannya yaitu Israel. Dari situ kita dapat melihat bahwa Allah pasti menepati janji-Nya. Allah selalu hadir dan mendengarkan orang-orang pilihannya.

Oleh karena itu, kita yang dipanggil dan dipilih oleh Allah diajak oleh Allah untuk mendiami rumah-Nya. Karena dalam rumah-Nya ada kebahagiaan seperti yang dikatakan dalam Mazmur Tanggapan “Berbahagialah yang mendiami Rumah Tuhan”.

Akhirnya, sebagai murid-murid Kristus, kita mampu menyerahkan segalanya pada Allah terlebih kecemasan dan kegelisahan kita serta ikut turut terus menerus mendoakan

untuk bangsa ini, untuk dunia ini dan untuk semua saja yang membutuhkan doa kita. Salam Sehat, Salam Keluarga Kudus.
Tuhan Berkati.

Oleh: fr. Nando