Pentakosta, Roh Kudus Berkarya

Minggu Hari Raya Pentakosta, 23 Mei 2021

Minggu ini adalah Hari Raya Pentakosta. Di Hari Pentakosta (hari ke-50 setelah kebangkitan Yesus), Gereja merayakan turunnya Roh Kudus atas para rasul. Roh Kudus telah mengubah para rasul menjadi manusia yang baru. Mereka berani menjadi saksi untuk mewartakan injil. Pentakosta adalah suatu pesta iman yang dirayakan 50 hari setelah Paskah atau Kebangkitan.

Pentakosta sering pula disebut Pesta 7 Pekan. Awalnya pesta itu adalah pesta panen. Tapi lambat laun pesta itu dijadikan kesempatan perayaan iman untuk mengenangkan kembali peristiwa Sinai, saat Allah menyampaikan hukum-hukum-Nya kepada Musa. Pesta Pentakosta lalu merupakan pesta pembaruan janji setia akan hukum Musa. Mereka mau setia karena Allah memenuhi janji-Nya, bukan hanya dengan keberhasilan panen, namun menganugerahkan kekuatan Roh-Nya.

Dalam peristiwa Sinai, pewahyuan hukum Allah disertai gejala-gejala alam yang menakutkan: api, asap, dan gempa (lih. Kel 19:18). Tapi peristiwa Pentakosta disertai dengan tanda-tanda seperti lidah-lidah api dan angin yang memampukan para murid menjadi pewarta kekaguman dan kegembiraan iman. Dalam kisah Pentakosta (lih. Kis 2:5-13), ditampilkan sejumlah saksi peristiwa Pentakosta. Banyak orang yang hadir dari berbagai macam daerah pada saat Pentakosta itu. Banyaknya orang yang hadir dari beraneka ragam daerah dalam peristiwa Pentakosta mau menunjukkan bahwa ada kebhinekaan dan keragaman saksi peristiwa Pentakosta. Keanekaragaman itu terbukti dari hadirnya mereka yang berasal dari Partia, Media, Elam, penduduk Mesopotamia, Yudea dan Kapadokia, Pontus dan Asia, Mesir, daerah Libia, orang Yahudi atau penganut agama Yahudi, dan orang Arab.

Melalui Pentakosta ini, kita disadarkan bahwa Roh Kudus bekerja dan berkarya melalui orang-orang pilihan untuk membagikan kegembiraan, penghiburan. Para murid Yesus mewartakan iman bukan hanya dengan kata-kata, melainkan juga dengan kegembiraan hidup. Semoga Roh Kudus membimbing kita untuk mewartakan kabar baik di dunia ini.


RD. Antonius Pramono