Aksi Donor Darah oleh Seksi Kesehatan Paroki Pasar Minggu

WhatsApp Image 2019-10-15 at 11.19.52

KEGIATAN sosial Donor Darah kembali digelar oleh Seksi Kesehatan Gereja Katolik Paroki Pasar Minggu dengan PMI Pusat. Acara dimulai dengan pendaftaran pada pukul 08.15 WIB dan masih diberi kesempatan sampai pukul 12.00 WIB. Umat didata sebelum berlanjut ke tes kesehatan.

Sejak pagi umat sudah memadati meja pendaftaran yang berada di GRHA Keluarga Kudus Pasar Minggu. Semua orang memiliki kesempatan untuk mendonorkan darahnya namun setelah melalui seleksi, yakni tes kesehatan yang dilakukan oleh PMI, ternyata tidak sedikit dari umat yang tidak bisa mendonor karena beberapa faktor.

Seseorang tidak bisa mendonorkan darahnya saat itu apabila pola tidur yang tidak baik, yakni mulai tidur lewat dari jam 00.00, walaupun jumlah jam tidur 5 jam. Selain itu, begadang atau waktu tidur sangat sedikit mengakibatkan stamina tidak fit keesokan harinya saat akan mendonor. Riwayat penyakit yang diderita oleh calon pendonor juga bisa menyebabkan gagalnya donor darah. Selain itu, tensi darah pendonor 90/70 juga tidak bisa menyumbangkan darahnya.

Kegiatan yang berlangsung pada Minggu, 13 Oktober 2019 ini berhasil menyumbangkan 40 kantong darah dari 64 umat yang mendaftar, beberapa yang tidak lolos tersebut dikarenakan alasan kesehatan. Diharapkan dengan kegiatan rutin ini lebih banyak umat yang terlibat, karena ini bukan aksi sosial saja tetapi juga berguna bagi kesehatan pendonor yakni umat di Paroki Pasar Minggu. (KOMSOS/ASTRI NOVARIA)

Khitanan Massal di Paroki Pasar Minggu

SEKSI Kesehatan Paroki Pasar Minggu bekerja sama dengan Seksi Pengembangan Sosial dan Ekonomi (PSE), Panitia Tahun Persatuan 2018 dan Pengurus Lembaga Perekonomian Nahdlatul Ulama Jakarta Selatan mengadakan kegiatan bakti sosial khitanan massal, Sabtu (30/6) kemarin. Kegiatan ini merupakan salah satu implementasi Gerakan Tahun Persatuan 2018 di tingkat paroki.

Dalam sambutannya, Pastor Paroki Pasar Minggu, Romo Yohanes Radityo Wisnu Wicaksono atau yang akrab disapa Romo Inung mengatakan sunatan masal ini bertujuan membantu saudara-saudara kita yang tidak mampu, baik yang muslim maupun yang beragama Katolik untuk menyunatkan anak laki-laki mereka. Romo Inung mengatakan sunatan massal tidak hanya penting dari segi kesehatan, melainkan juga ada makna keagamaannya. Jika dilihat dari makna kesehatannya, sambung Romo Inung, sunat bertujuan untuk menurunkan resiko laki-laki dari penyakit menular. Sementara jika dilihat dari makna keagamaannya, disunat sama halnya terjaga dari kotoran sehingga menjadi bersih kembali.

“Sunat baik untuk kesehatan. Tapi juga ada manfaatnya dari sisi agama. Karena, sesuatu yang ‘kotor’ dilepaskan. Maka jika sesuatu yang ‘kotor’ itu dilepaskan maka kita kembali suci atau bahasa kita dikuduskan. Dibutuhkan dukungan orang tua agar kita menjadi anak-anak baik ke depannya untuk perkembangan bangsa yang kita cintai ini,” ujar Romo Inung.

Khusus untuk anak-anak yang beragama Islam, panitia menghadirkan Ustaz Fadhil. Beliau memimpin doa sebelum dilakukan penyunatan massal anak-anak yang beragama Islam. Ustad Fadhil menyatakan kekagumannya melihat kepanitiaan mlai dari pendaftaran hingga mengarahkan peserta sunat dan orang tua.

“Saya sangat mengapresiasi kegiatan sunatan massal yang diselenggarakan oleh Gereja, di mana yang beragama non Katolik boleh ambil bagian. Karena tujuan dari kegiatan ini baik,” ujarnya.

1.jpg

Para penyunat ditangani oleh tim medis yang berpengalaman. Ketua Panitia yang juga merupakan Ketua Seksi Kesehatan Paroki Pasar Minggu, dr Ratna Dhelia mengatakan pihaknya juga mendapat bantuan 12 orang tenaga medis dari RS Marinir Cilandak.

6.jpg

Berbagai ekspresi mewarnai kegiatan sunat massal ini. Keluar dari ruang khitanan beberapa anak tampak meringis kesakitan. Ada yang menunjukkan ekspresi ingin menangis, tapi ada pula yang cukup tenang. Sementara, di ruang tunggu beberapa anak lainnya tampak gembira, juga harap-harap cemas menunggu giliran. Sebelum dilakukan tindakan, anak-anak tersebut terlebih dahulu dilakukan pemeriksaan. Setelah dinyatakan sehat, maka siap dilanjutkan kepada tindakan medis, yaitu penyunatan.

4.jpg

Didampingi orang tuanya, sedikitnya 75 anak turut mengikuti sunat massal yang di gelar di lantai I GRHA Keluarga Kudus Pasar Minggu tersebut. Anak-anak ini berasal dari berbagai macam wilayah Jakarta, ada yang dari sekitar gereja ada pula yang datang dari Penjaringan, Jakarta Utara. (ASTRI/KOMSOS)