Kata Orang Siapakah Aku Ini? Dan Katamu, Siapakah Aku Ini?

WARTA gembira hari ini adalah Tuhan itu selalu menolong. Tetapi kalau dilihat sekilas, rasanya pendapat tadi mengada-ada. Misal dalam bacaan pertama. Di sana dikatakan tentang seseorang yang dipukuli punggungnya dan dicabuti bulu jenggotnya. Artinya ada suatu penderitaan yang dialami oleh seseorang.

Juga dalam bacaan Injil, Yesus memberitakan kepada para murid-Nya bahwa Ia akan segera mengalami penderitaan. Suatu konsep yang kurang dimengerti oleh orang-orang Yahudi saat itu, bisa jadi hingga saat ini. Konsep mereka yaitu penderitaan berasal dari suatu kesalahan atau dosa seseorang. Ingat, kisah Kejadian saat manusia pertama jatuh dalam dosa. Mereka diusir dari Taman Eden dan dihukum oleh Tuhan. Oleh karena itu, penulis Injil Markus dalam bacaan Injil minggu ini memulai dengan sebuah pertanyaan yang diajukan Yesus kepada para muridNya, “Kata orang, siapakah Aku ini?”

Dari pertanyaan Yesus ini terungkap bahwa orang banyak menganggap Yesus adalah seorang nabi yang diutus untuk mempersiapkan datangnya Mesias. Walau melihat banyak tanda, orang banyak belum melihat Yesus sebagai Penyelamat. Sedangkan para murid, diwakili oleh Petrus, sudah berani menyatakan bahwa Yesus adalah Mesias.

Bisa jadi, pernyataan ini muncul dari pengalaman para Rasul melihat banyak muzijat yang dibuat oleh Yesus. Pengalaman akan Yesus yang menyembuhkan yang sakit, membebaskan yang kerasukan roh jahat, bahkan membangkitkan yang mati, sudah cukup menjadi tanda bahwa Yesus ini adalah Mesias. Sama seperti arti nama Yesus, Allah yang menyelamatkan. Tetapi, rupanya arti Mesias yang dipahami oleh Para Rasul berbeda dengan apa yang dimaksud oleh Yesus.

Hal ini terbukti dari tindakan Petrus yang menarik Yesus ke samping dan menegur Yesus. Petrus tidak paham maksud dari kata-kata Yesus bahwa Mesias harus menderita, ditolak dan dibunuh oleh para tua-tua Yahudi tapi pada hari ketiga bangkit dari antara orang mati. Petrus hanya terfokus pada bagian pertama yaitu tentang Mesias yang menderita. Tentang Mesias yang bangkit, dilupakan oleh Petrus. Karena dalam paham Petrus dan teman-temannya, tidak mungkin Mesias itu menderita. Mesias itu malahan membebaskan manusia dari penderitaan. Maka, Petrus menegur Yesus. Wajar apa yang dibuat Petrus dilhat dari sisi manusia. tetapi Yesus mau mengajak Petrus dan teman-temannya, juga kita semua, agar melihat pengalaman hidup kita juga dari sisi Allah. Dan sering kita berbuat seperti Petrus ini. Tidak melibatkan Allah dalam pengalaman kita terutama pengalaman penderitaan.

Di sini Yesus mau mengajak kita semua agar mau melibatkan Allah semua pengalaman kita itu, baik yang menggembirakan dan lebih-lebih yang membuat kita susah. Dalam kegembiraan kita diajak untuk  bersyukur dan berbagi. Dan di dalam penderitaan kita diajak untuk berharap dan percaya bahwa Allah akan menolong kita tepat pada waktunya. Kalau kedua hal ini kita lakukan, maka sebenarnya tidak ada alasan bagi kita untuk meninggalkan Tuhan dan menggantinya dengan tuhan yang lain. “Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku”.

Rm. Yohanes Radityo Wisnu Wicaksono, Pr