
JADWAL MISA PEKAN SUCI 2023

Mencermati situasi terkini kasus Covid-19, mengacu Surat Penegasan Pembatasan Pelaksanaan Kegiatan Keagamaan di Rumah Ibadat KAJ tertanggal 23 Juni 2021 dan imbauan satgas penanggulangan Covid-19 di Pasar Minggu, maka lewat Surat Keputusan No 24/DPH/PGDP/PPM/VI/2021, DPH Paroki Pasar Minggu memutuskan:
a. Meniadakan sementara waktu kegiatan misa offline dan pengambilan SMK terhitung mulai Kamis, 24 Juni 2021 hingga waktu yang dianggap cukup aman.
b. Kegiatan misa dilaksanakan secara online.
c. Kegiatan kerohanian dan pastoral bersama seperti pertemuan lingkungan, persiapan-persiapan penerimaan sakramen, pertemuan kategorial, kelompok doa, dan segala bentuk rapat dilakukan secara online.
d. Kegiatan sakramen perkawinan, sakramen perminyakan (non covid-19) dapat dilaksanakan dengan protokol Covid-19 ketat sesuai arahan pemerintah dan Gereja
Berdasarkan SK KAJ No 295/3.5.1.2/2021 mengenai Zona Merah, menimbang dan memperhatikan situasi rawan serta meningkatnya kasus Covid-19 secara tajam di wilayah DKI Jakata, mewaspadai berkembangnya sebaran dan upaya menjaga kesehatan serta keselamatan seluruh umat, maka DPH Paroki Pasar Minggu melalui SK No 22/DPH/PGDP/PPM/VI/2021 memutuskan beberapa hal sebagai berikut:
HARI MINGGU BIASA XIII
27 Juni 2021
Ibu, bapak, saudari-saudara serta anak-anak yang dikasihi Tuhan, semoga tetap semangat dan sukacita di saat-saat ini.
Dengan melonjaknya kasus covid-19 ini, maka Paroki kembali mengedepankan protokol kesehatan ketat dan meniadakan misa tatap muka. Pandemi merajalela, banyak umat juga harus mengalami situasi ini. Dunia sedang tidak
baik-baik saja, saatnya kita berserah kepada kehendak Tuhan Yesus.
Berserah bukan berarti menyerah, berserahlah seperti kepala rumah ibadah. Kepala rumah ibadah datang kepada
Yesus dan memohon kepada-Nya, “datanglah kiranya, dan letakanlah tangan-Mu atasnya, supaya ia tetap selamat dan
tetap hidup” (Markus 5:23). Berserah berarti mengakui bahwa diri kita tidak mampu mengatasi masalah. Berserah menuntut sikap rendah hati dari kita – bahwa manusia butuh belas kasih Allah, butuh kekuatan dan kuasa dari Tuhan Yesus. Kepala rumah ibadah datang kepada Yesus dengan sikap rendah hati yang sangat luar biasa. Siapapun kita ternyata tetap membutuhkan bantuan orang lain untuk keluar dari segala kesulitaan yang dialami.
Yesus menyembuhkan dengan memegang tangan anak itu dan berkata “bangunlah!”. Sekarang saatnya kita juga berusaha mengulurkan tangan kepada sesama dan berkata bangunlah. Bangunlah dari rasa putusasamu, bangunlah dari sikap rendah diri, bangunlah dari keterpurukanmu, bangunlah dari kesedihanmu. Itu yang bisa kita katakana sebagai harapan bagi sesama, terutama mereka yang sakit karena pandemi Covid-19 ini.
RD. ANDREAS SUBEKTI