SUATU hari, kapel milik salah satu sekolah katolik dipenuhi dengan siswa-siswi yang sedang berdoa. Saya terkejut kala itu karena fenomena ini amat jarang terjadi. Mereka berdoa dengan sangat serius bahkan lama sekali. Ternyata oh ternyata, kala itu sedang dilaksanakan ujian akhir. Mereka berbondong-bondong datang memenuhi kapel untuk berdoa agar dapat mengerjakan ujian dengan baik. Salahkah demikian?
Yesus hari ini menyampaikan perumpamaan kepada para murid untuk selalu berdoa dengan tidak jemu-jemu. Tidaklah Allah akan membenarkan orang-orang pilihan-Nya yang siang malam berseru kepada-Nya (Luk 18: 7). Perumpamaan Yesus sangat tegas memperingatkan kita murid-murid-Nya. Terkadang kita berdoa hanya disaat membutuhkan. Kita sungguh berdoa ketika ada permohonan yang ingin dipenuhi. Ketika sudah terpenuhi, apakah kita kembali bersyukur dan berdoa lagi? Atau malah kecewa karena doa kita tidak dikabulkan?
Bangsa Israel sungguh mengalami berkat dari doa yang tidak jemu-jemu. Ketika akan berhadapan dengan bangsa Amalek. Musa senantiasa berdoa di atas bukit. Ketika tangan Musa turun, maka kekuatan bangsa Israel melemah. Tetapi ketika tangannya terus terentang, bangsa Israel diberikan kekuatan untuk melawan bangsa Amalek.
Musa diceritakan berdoa dengan tangan terentang dari setiap saat. Lelah? Pasti. Namun, Musa tetap punya cara untuk setia berdoa. Musa didukung orang-orang disekitarnya untuk mampu senantiasa berdoa. Harun dan Hur mengambil sebuah batu, meletakkannya di belakang Musa, supaya Ia duduk di atasnya. Lalu Harun dan Hur menopang kedua belah tangan Musa, seorang di sisi yang satu, seseorang di sisi yang lain ( Kel 17: 12).
Berkat dari doa yang dilaksanakan dengan setia membuahkan pembenaran dan membawa sukacita yang abadi. Kita diajak untuk berdoa bukan hanya disaat kita membutuhkan, tetapi berdoalah senantiasa. Jangan berhenti berdoa dalam situasi apapun dan dimanapun.
Bila sulit untuk setia berdoa, maka berdoalah bersama orang lain di dalam keluarga, lingkungan atau kelompok apapun. Seperti Musa yang berdoa bersama Harun dan Hur. Kita diajak untuk saling mendukung sekaligus mengingatkan sesama kita untuk tidak berhenti berdoa senantiasa.
Bersukacitalah selalu dalam hidup. Selamat berdoa! Tuhan memberkati.
RD. A. Subekti