Mengapa Kita Mengaku Dosa?

Pengakuan-dosa-2

KITA semakin mendekati penantian yang ditunggu-tunggu dalam Minggu Adven ke-3 ini. Penantian akan kedatangan Kristus perlu dipersiapkan dengan sungguh-sungguh. Salah satu usaha persiapan itu adalah dengan menerima Sakramen Tobat. Ada beberapa hal yang dapat kita ketahui dari Sakramen Tobat.

Kita sering mendengar saudara kita dari agama Kristen lan yang mengatakan bahwa “Pengakuan dosa cuma karangan Gereja Katolik saja. Alkitab mengatakan bahwa Tuhan sendiri memberikan pengampunan, bukan pastor. Jadi sudah seharusnya kita langsung mengaku dosa langsung kepada Yesus, dan tidak perlu mengaku dosa di hadapan pastor. Memangnya Kitab Suci mengajarkan pengakuan dosa? Ah, pastor khan cuma orang biasa, kenapa kita mesti mengaku dosa di hadapan pastor?

Kemudian ada komentar-kometnar dari orang Katolik yang mengatakan: “Setelah kita mengaku dosa, kita juga berdosa lagi, Jadi sama pastornya. Bagaimana kalau pastornya sampai membocorkan rahasia pengakuan dosa hanya urusan satu kali dalam satu Tahun.

Menurut Perjanjian Baru maupun dari penaftsirannya sepanjang seluruh Gereja, kita dapat mengetahui bahwa dosa bukan semata-mata alasan pribadi antara si pendosa dengan Allah, tetapi juga urusan si pendosa dengan Gereja. Ajaran yang mendasari bahwa otoritas Gereja mendapat kuasa dari Tuhan untuk mengembalikan si pendosa kepada Tuhan tampak dari ayat yang berbicara tentang cara Gereja memperlakukan anggotanya yang tidak berdosa:

“Aku berkata kepadamu, sesungguhnya apa yang kami ikat di dunia ini akan terikat di surga dan apa yang kamu lepaskan di dunia ini akan terlepas di surga” (Mat 18:18).

“Ia mengembusi mereka dan berkata: Terimalah Roh Kudus. Jikalau kamu mengampuni dosa orang, dosanya diampuni, dan jikalau kamu menyatakan dosa orang teteap ada, dosanya tetap ada.” (Yoh 20:23).

Kata-kata mengikat dan melepaskan berarti: siapa pun yang akan kamu kucilkan dari persekutuan, maka Allah pun akan mengucilkannya dari persekutuan dengan diri-Nya; siapa pun yang akan kamu terima kembali dalam persekutuanmu, maka Allah pun akan menerima-Nya kembali dalam persekutuan dengan diri-Nya. Perdamaian dengan Gereja tidak dapat dipisahkan dari perdamaian dengan Allah (Katekismus Gereja Katolik No 1445).

Satu pesan penting yang dapat diambil dari pengakuan dosa adalah: pengalaman berbuat dosa dan kemudian diampuni dosa-dosannya merupakan pengalaman kasih. Kita dikasih oleh Allah dan Allah mengasihi kita. Mengasihi dan dikasihi adalah kebutuhan dasar manusia. Tanpa pengalaman mengasihi dan dikasihi, hidup manusia serasa tanpa makna. Allah sungguh mengasihi kita dan Allah senantiasa mau mengampuni dosa-dosa kita. Kasih Allah tampak nyata dalam diri Yesus Kristus yang mau lahir ke dunia untuk kita.

Marilah kita sambut kelahiran Yesus Kristus dengan hati yang bersih dan suci melalui pertobatan.

RD. Antonius Pramono Wahyu Nugroho