Ribuan Orang Makan Bersama, Tanpa Merasa Berbeda

48429063_2271647546381029_6674398612711014400_o
Sumber: Sant’Egidio Indonesia

GEREJA Katolik se-Jakarta menggelar makan siang bersama dalam menyambut Natal 2018. Makan siang dilakukan bersama kaum miskin serta orang-orang yang tersingkir, tersisih, dan terpinggirkan oleh dunia. Makan siang bersama digelar secara serentak di sejumlah paroki dan lokasi yang berada di bawah Keuskupan Agung Jakarta (KAJ), Selasa (25/12), bertepatan dengan peringatan kelahiran Tuhan Yesus.

Uskup Agung Jakarta, Mgr Ignatius Suharyo mengemukakan gerakan makan siang Natal mengajak umat Katolik, khususnya di KAJ, untuk mengamalkan Pancasila, mendalami secara khusus sila ketiga “Persatuan I‎ndonesia” dengan semboyan “Kita Bineka-Kita Indonesia”. Dalam semboyan ini terkandung berbagai macam gagasan yang bisa diterjemahkan menjadi berbagai gerakan yang membarui kehidupan.

“Kalau gerakan-gerakan ini dilakukan secara terus-menerus dan konsisten, akan terbentuklah habitus baru, yaitu cara merasa, cara berpikir, cara bertindak dan berperilaku baru, baik dalam tataran pribadi maupun bersama, dalam keluarga, komunitas dan masyarakat yang lebih luas. Habitus baru inilah yang akan menjadi daya transformatif dalam kehidupan. Kalau manusia semakin berbakti kepada Tuhan, berperilaku adil dan beradab, serta semakin bersaudara satu dengan yang lain, Kerajaan Allah menjadi semakin nyata dan kemuliaan Tuhan akan semakin tampak,” kata Ignatius.

48428388_2271656879713429_807404214710960128_n.jpg
sumber: Sant’Egidio Indonesia

Menurutnya, makan siang Natal menjadi salah satu gerakan dalam mengembangkan semangat kebinekaan, mengangkat derajat dan martabat, serta membarui kehidupan. Gerakan ini diadopsi oleh KAJ dari Komunitas Sant’ Egidio Roma sejak 2010.Makan siang Natal menjadi gerakan persatuan dan persaudaraan dengan semua warga bangsa, tanpa memandang suku, ras, agama dan perbedaan-perbedaan yang lainnya.

“Gerakan ini mau menghadirkan semangat cinta, kasih dan persahabatan, khususnya dengan kaum miskin papa, mereka yang terasing, menderita dan terpinggirkan dunia,” kata Ignatius.

‎Koordinator acara tersebut, Teguh Budiono ‎menambahkan tema MSN tahun ini adalah “Joy in Diversity: Kita Bineka Kita Indonesia”. Menurutnya, makan siang Natal adalah kebahagiaan bagi semua tanpa terkecuali, pria, wanita, tua, muda, kaya dan miskin. Kebahagiaan yang bukan hanya akan dirasakan oleh mereka yang dilayani, tetapi juga bagi mereka yang melayani.

48390957_2271656859713431_4485475909058428928_n
sumber: Sant’Egidio Indonesia

Makan siang ini dilakukan bersama 5000-an orang yang tersebar di 18 titik di wilayah Jakarta, Tengerang, dan Bekasi. MSN ini dilaksankan secara serentak Selasa, 25 Desember 2018, dari Pukul 10.00 WIB hingga Pukul 16.30 WIB.

“Seperti halnya dalam peristiwa kelahiran yang membawa kebahagian dan sukacita, kelahiran-Nya menyatukan kita, yang berbeda-beda, dalam satu kebahagiaan besar. Meja perjamuan makan siang natal menjadi gambaran persatuan, persaudaraan, dan keharmonisan bangsa, karena berkumpul setiap orang dengan latar belakang yang berbeda dalam suasana penuh keakraban dan sukacita,” tutur Teguh.

Sumber: Gereja Katolik Jakarta Gelar Makan Siang Bersama Kaum Miskin