“Kudus, kudus, kuduslah Tuhan…”

liturgi-christ-the-judge-hidup-katolik

KITA biasa menyanyikan Kudus dalam Perayaan Ekaristi. Kudus adalah nyanyian yang indah bila sungguh dihayati saat menyanyikannya. Bila kita memahami makna nyanyian Kudus, semoga kita menyanyikannya dengan penuh iman dan bersungguh-sungguh. Dalam tulisan kali ini akan dijelaskan secara singkat mengenai nyanyian Kudus yang dihubungkan dengan bacaan pertama Minggu Biasa V.

Kudus merupakan seruan aklamasi umat yang “berpadu dengan para penghuni surga” dalam memuliakan Allah. Berpadu dengan para penghuni surga itu tampak saat imam mengucapkan atau menyanyikan: ”Bersama para malaikat dan orang kudus, kami memuliakan Dikau dengan tak henti-hentinya bernyanyi/berseru”. Lalu seluruh umat langsung menyanyikan Kudus. Kudus harus selalu ada, dan paling baik dinyanyikan, sesuai dengan isinya yang memuji Allah. Kudus merupakan bagian tak terpisahkan dari DSA (Doa Syukur Agung), jadi harus dilambungkan oleh seluruh umat bersama imam.

Isi aklamasi Kudus tersusun dari 2 teks kitab suci. Pertama, Kudus dihubungkan dengan seruan para serafim dalam Kitab Yesaya 6:5, “Kudus, kudus, kuduslah Tuhan semesta alam, seluruh bumi penuh kemuliaan-Nya”. Seruan para Serafim ini kita dengar melalui bacaan pertama pada Minggu Biasa V hari ini. Kedua, seruan Kudus ditambah dengan seruan Hosana seperti dalam Matius 21:9; yang merupakan kutipan dari Mazmur 118:26, “Hosana bagi Anak Daud, diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan, hosana di tempat yang mahatinggi”. Kata hosanna merupakan kata Yunani yang dibentuk dari kata Ibrani: hosianna, yang artinya: “Selamatkanlah kami! Tolonglah kami!” [bdk. Mzm 118:25]. Dalam TPE (Tata Perayaan Ekaristi) kita, kata hosana diterjemahkan: “Terpujilah”.

Melalui penjelasan singkat ini marilah kita sungguh menghayati nyanyian Kudus dalam Perayaan Ekaristi. Kita dapat membayangkan bernyanyi Kudus bersama para malaikat dalam Perayaan Ekaristi. Kita menyanyikan kudus bersama para malaikat untuk memuji dan memuliakan Allah : “Kudus, kudus, kuduslah Tuhan, Allah segala kuasa. Surga dan bumi penuh kemuliaan-Mu. Terpujilah Engkau di surga. Diberkatilah yang datang dalam nama Tuhan. Terpujilah Engkau di surga.”

RD. A. Pramono Wahyu N

Hari Minggu Biasa V