Allah Mendidik Kita

merangkul

SAUDARA-SAUDARI yang terkasih, kita mengimani bahwa Allah mengasihi kita. Allah memiliki cara tersendiri untuk mengasihi umat-Nya. Dalam kehidupan sehari-hari mungkin kita merasa Allah mengasihi kita saat memperoleh berkat dari-Nya. Ketika hidup kita berlimpah karunia, lancar, aman-aman saja, kita merasa Allah mengasihi kita. Lalu bagaimana bila hidup kita penuh dengan kesulitan dan tantangan? Apakah kita tetap percaya bahwa Allah mengasihi kita?

Kehidupan kita sehari-hari terkadang penuh dengan kesulitan dan tantangan. Hidup kita tidak setiap saat dilalui dengan mudah. Ada kalanya kita menemukan berbagai macam kesulitan dalam hidup ini. Misalkan kita atau keluarga mengalami sakit. Atau kita sedang mengalami hubungan yang buruk dengan pasangan, keluarga, saudara, atau kenalan kita. Dalam situasi demikian, kita mungkin juga bertanya apakah Tuhan masih mengasihiku? Apa salahku dan keluargaku sehingga mengalami peristiwa berat seperti ini? Aku dan keluarga sudah tekun berdoa, aktif di Gereja, namun mengapa mengalami kejadian buruk ini? Mungkin ada berbagai pertanyaan dalam diri kita yang sulit untuk mendapatkan jawaban. Mungkin iman kita pun kemudian menjadi luntur. Kita sulit untuk percaya kepada Allah yang mengasihi umat yang beriman kepada-Nya. Kita menjadi marah kepada Allah. Kita mulai menjauh dari Allah. Lalu bagaimana menghadapi situasi demikian?

Surat kepada Orang Ibrani memberi kesadaran kepada kita (lih. Ibr 12:5-7, 11-13). Dalam salah satu ayat dikatakan: “Hai anakku, janganlah meremehkan didikan Tuhan, janganlah putus asa apabila engkau diperingatkan oleh-Nya…Tuhan mengajar orang yang dikasihi-Nya”. Kita dapat merenungkan bahwa Tuhan memberi didikan kepada orang yang dikasihi-Nya. Tuhan mau mendidik kita. Tuhan mau mengajar kita lewat situasi hidup yang sulit. Memang didikan Tuhan kadang mendatangkan dukacita. Semoga setelah dukacita, kita mengalami sukacita berkat didikan Tuhan. Surat kepada Orang Ibrani meneguhkan kita: “Namun, kemudian ia menghasilkan buah kebenaran yang memberikan damai kepada mereka yang dilatih oleh-Nya”.

(RD. Antonius Pramono Wahyu Nugroho)