SANTA Teresa dari Avila selama hidupnya tidak pernah luput dari yang namanya penderitaan. Penderitaannya bahkan begitu tak tertahankan sehingga suatu hari dia bertanya kepada Tuhan Yesus, “Tuhan, mengapa Engkau memperbolehkan semua penderitaan dan pencobaan ini? Mengapa Engkau membiarkan penderitaan ini mendatangi aku?” Lalu, Santa Teresa dari Avila merasa Yesus menampakkan diri kepadanya dan memberi jawaban: “Teresa, demikianlah cara Aku memperlakukan teman-teman-Ku”. Serta merta Teresa menimpali,“Tuhan itulah sebabnya Engkau memiliki sedikit teman. Menjadi teman-Mu berarti menderita bersama Engkau”.
Santa Teresa dari Avila dapat menjadi teladan hidup kita dalam menghadapi penderitaan dalam hidup ini. Santa Teresa dari Avila bersedia menjadi sahabat Yesus ketika mengalami penderitaan. Yesus menyampaikan pesan kepada kita dalam Injil hari Minggu ini. Yesus berkata: “Barangsiapa tidak memanggul salibnya dan mengikuti Aku, ia tidak dapat menjadi murid-Ku”. Memanggul salib adalah salah satu syarat untuk mengikuti Yesus. Salib itu dapat berupa tantangan, kesulitan, penderitaan dalam hidup ini.
Bila kita mengalami penderitaan dalam hidup ini, bukan berarti Tuhan tidak mengasihi kita. Sebaliknya bila kita menderita, bahkan yang paling hebat sekalipun, itu karena kita mau dan siap sedia menjadi murid Yesus. Bila kita sudah siap mengikuti Yesus dan menjadi murid-Nya, maka kita siap pula memanggul salib. Yesus yang kita ikuti pun harus menderita dan memanggul salib, masakan kita mau enak-enak dan tenang-tenang saja dengan tidak memanggul salib?
Yesus Kristus memberikan salib kepada orang-orang yang dekat dengan-Nya. Siapakah orang-orang yang dekat dengan Yesus? Orang-orang yang dekat dengan Yesus adalah anda dan saya. Maka kita hendaknya siap sedia untuk memanggul salib karena kita adalah sahabat Yesus. Sahabat-sahabat Yesus tidak pernah menghindari salib. Yesus akan memberikan salib sesuai dengan kemampuan kita.Yang utama adalah kita sungguh siap ikut Tuhan Yesus, memanggul salib, dan menjadi murid-murid-Nya. Kita mau dekat dengan Yesus dan menjadi sahabat-Nya. Bersama dengan Tuhan Yesus kita pasti mampu memanggul salib kita setiap hari. Kita perlu menyadari dan percaya bahwa Tuhan Yesus selalu bersama kita dalam suka dan duka.
RD. Antonius Pramono Wahyu Nugroho