Makna Pembaptisan

wpid-bndat9blgv6rmplh45ejown02msoactssutxzicjf3gnci_aai3nhfmj3rb6_7tnikjdujlxapsvx8ifoezmys_wpysycww512-h288-nc

PESTA Pembaptisan Tuhan yang kita rayakan hari ini mengakhiri lingkaran Natal dalam kalender liturgi. Pembaptisan Yesus oleh Yohanes Pembaptis di Sungai Yordan adalah permulaan tugas Yesus untuk melayani orang-orang. Semua orang diajak untuk mendengarkan Dia. Semoga kita mampu mendengarkan Tuhan yang hadir ditengah-tengah kita dalam perjalanan hidup kita pada hari-hari mendatang.

Ketika Yesus dibaptis, Roh Allah turun ke atas-Nya. Yesus sudah mendapat Roh Allah agar dapat memulai pelayanan-Nya. Kita yang sudah dibaptis diangkat menjadi anak-anak Allah. Karena kita anak-anak Allah maka pastinya Allah sungguh mengasihi kita. Lalu apa makna pembaptisan bagi kita. Dengan Pembaptisan, kita mendapat Roh Kudus. Kita juga dinyatakan sebagai anak-anak Allah. Ini berarti, kita pun sangat dikasihi oleh Allah. Bila kita sungguh menyadari betapa kita ini sangat berharga dan dikasihi Allah, mestinya kita menjadi orang yang tidak pernah takut lagi menjalankan tugas kita betapa pun sulitnya tugas itu. Kita dapat terus menyadari bahwa Allah mengasihi kita. Maka kita pun siap menghadapi keadaan apa pun dalam hidup ini.

Para Bapa Gereja memberi pandangan mengenai pembaptisan yang dapat memperkaya kita untuk memahami makna pembaptisan.

1. Didache, Pengajaran para Rasul (80-160), mengajarkan untuk “membaptis dalam nama Bapa, Putera dan Roh Kudus di dalam air … tuangkan tiga kali pada kepala dengan berkata ‘di dalam nama Bapa, Putera, dan Roh Kudus.’ Sebelum Pembaptisan, biarlah yang membaptis dan yang menerima baptisan berpuasa terlebih dahulu, dan yang lain juga, jika sanggup…. Mereka yang dibaptis harus berpuasa sehari atau dua hari sebelum Pembaptisan.”

2. Santo Agustinus (354-430), melalui Enchiridion, mengatakan bahwa Sakramen Pembaptisan menunjukkan kematian diri kita terhadap dosa bersama Kristus, dan kebangkitan kita bersama Dia ke dalam kehidupan yang baru.

3. Santo Ambrosius (338-397), melalui On Repentance, menjelaskan bahwa apa yang tidak mungkin bagi manusia, mungkin bagi Allah. Allah mau dan mampu mengampuni dosa kita, meskipun kita berpikir bahwa dosa tidak dapat diampuni. Sebab kelihatannya mustahil bahwa air dapat menghapuskan dosa, namun hal yang tidak mungkin ini dibuat menjadi mungkin oleh Allah.

 (RD. Antonius Pramono)