IBU, bapak, saudari-saudara serta anak-anak yang dikasihi Tuhan, salam SUKACITA!
Pasti kita sudah fasih betul dengan perumpamaan Garam dan Terang yang diungkapkan oleh Yesus dalam bacaan Injil. Yesus memang dengan tegas menekankan itu – KAMU ADALAH GARAM DUNIA, KAMU ADALAH TERANG DUNIA.
Saudari-saudara terkasih, kita pasti pernah menyantap keripik kentang atau camilan yang asin-asin. Sungguh nikmat rasanya sehingga tidak akan berhenti kalau belum habis. Tetapi ketika kita menyantap sesuatu yang asin itu, tenggorokan kita sudah terasa kering dan haus. Mengapa demikian? Karena, zat sodium dari garam memicu badan kita untuk mengirimkan rasa haus ke otak.
Menjadi garam berarti kita juga diajak untuk membuat orang-orang di sekitar kita menjadi haus akan Sabda Allah, haus untuk berjumpa dengan Allah dalam hidupnya, haus untuk mencari Sumber Air yang Hidup. Maka, kita senantiasa diajak untuk menjadi garam yang menghauskan orang lain untuk mencari dan berjumpa dengan Yesus Kristus.
Kita juga diutus menjadi terang dunia. Ketika ada terang tentu kita dapat melihat segalanya dengan jelas. Bayangkan ketika tidak ada cahaya lampu di malam hari, semua gelap gulita dan kita tidak dapat melihat apa-apa. Maka, menjadi terang berarti kita memantulkan Cahaya Kristus kepada orang lain. Terang yang kita pantulkan itu tentu menghalau kegelapan hati dan jiwa orang di sekitar kita, dan mengungkap kebenaran di tengah dunia yang gelap ini.
Menjadi terang berarti kita membantu orang lain untuk melihat kebenaran dan membantu untuk melihat karya Allah dan mengikuti kehendak-Nya dalam hidup manusia. Semoga kita semakin menjadi Garam dan Terang Dunia agar setiap orang yang kita jumpai merasa haus untuk berjumpa dengan Allah dan melihat segala kebaikan-Nya dalam hidup sehari-hari.
RD. A. Subekti