ADA seorang ibu yang suaminya baru saja meninggal. Ibu itu sangat sedih dan terluka. Ia merasa bahwa masa depannya amat suram karena suaminya lah yang menjadi tulang punggung keluarga itu selama ini.
Di tempat lain, ada seorang bapak yang mengalami kebangkrutan dalam usahanya. Tempat ia berusaha selama ini, tiba-tiba hilang lenyap karena dilalap si jago merah. Kebakaran melanda Pasar di mana bapak itu selama ini membuka sebuah toko. Semua barang dagangannya ludes. Ia menangis memikirkan bagaimana masa depannya kelak. Barang habis, utang masih menumpuk.
Di suatu pojok rumah, duduk terpekur seorang anak yang sedang mendengar ayah dan ibunya bertengkar hebat. Ini bukan pertengkaran yang pertama. Berkali-kali mereka bertengkar. Dan hari ini dalam pertengkaran itu, mereka sepakat untuk berpisah. Sang anak yang mendengar hal itu hanya bisa menangis tidak tahu apa yang akan dia alami kelak bila benar-benar kedua orang tuanya bercerai.
Contoh-contoh pengalaman pahit tadi adalah sebagian kecil dari sekian banyak pengalaman pahit yang dialami oleh manusia. Pengalaman-pengalaman pahit ini selalu membawa suatu penderitaan dan perasaan sakit pada mereka yang mengalaminya. Rasa sakit dan terluka ini yang terkadang membuat manusia tidak mampu melihat masa depan secara lebih baik. Sering kali merasa bahwa hidupnya sudah berakhir. Tidak ada lagi hari esok yang lebih ceria. Tidak ada lagi melodi yang mampu menghibur hati. Tak ada lagi asa yang membawa harapan akan masa depan. Bahkan, seringkali menyalahkan Tuhan dan akhirnya berhenti percaya pada penyelenggaraan Ilahi yang menyelamatkan.
Bacaan Kitab Suci pada hari ini sebenarnya memberi suatu pengajaran kepada kita bahwa Tuhan memberikan suatu pengharapan akan hidup yang lebih baik setelah manusia mengalami semua penderitaan itu. Memang apa yang dituliskan dalam teks Kitab Suci hari ini adalah kisah tentang akhir jaman saat Putra Manusia datang sekali lagi untuk memberikan keselamatan paripurna bagi manusia yang masih setia dan bertaqwa. Pengorbanan Kristus yang sekali untuk selamanya itu adalah jaminan bahwa apapun penderitaan kita, asal kita percaya, pastilah akan membawa suatu keadaan lebih baik dalam hidup kita.
Dan itu semua akan menjadi penuh di saat akhir jaman. Oleh karena itu, apapun keadaan kita, baik suka maupun duka, saat kita menyatukannya dalam Yesus Kristus, cahaya masa depan akan menuntun kita sampai pada kemuliaan itu. Tuhan memberkati.
Romo Yohanes Radityo Wisnu Wicaksono, Pr