SAUDARA-SAUDARI terkasih, bagaimana kabar anda dan keluarga ?
Saudara-saudari, sudah lebih dari 1 bulan kita tidak berjumpa dalam Perayaan Ekaristi di gereja. Semoga kita tetap mampu bertahan dalam iman yang kuat di tengah situasi yang sulit karena pandemi ini. Semoga Allah senantiasa memberikan berkat, kekuatan, dan peneguhan kepada anda
dan keluarga.
Judul tulisan di atas dapat menjadi sebuah doa bagi kita agar Bunda Maria mendoakan kita pada masa yang penuh tantangan ini.
Kita telah memasuki bulan Mei. Gereja Katolik menetapkan Mei sebagai bulan Maria. Mei sering dikaitkan dengan permulaan kehidupan, karena pada bulan Mei di negara-negara empat musim mengalami musim semi atau
musim kembang. Maka bulan ini dihubungkan dengan Bunda Maria, yang menjadi Hawa yang Baru. Hawa sendiri artinya adalah ibu dari semua yang hidup, “mother of all the living” (Kej 3:20). Devosi yang mengkhususkan Mei sebagai bulan Maria diperkenalkan sejak akhir abad ke-13. Namun praktek ini baru menjadi populer di kalangan para Jesuit di Roma pada sekitar
tahun 1700-an, dan baru kemudian menyebar ke seluruh Gereja.
Paus Paulus VI dalam surat ensikliknya, Mense Maio yang dikeluarkan pada 29 April 1965 berfokus kepada Maria,
di mana secara tradisional bulan Mei dipersembahkan sebagai bulan peringatan Bunda Maria. Paus Paulus VI menulis bahwa Maria berhak untuk dihormati sebagai suatu jalan di
mana orang-orang dituntun kepada Kristus. Oleh karena itu, seseorang yang bertemu dengan Maria bertemu juga
dengan Kristus.
Bulan Mei adalah kesempatan untuk “penghormatan iman dan kasih yang diberikan oleh umat Katolik kepada Bunda Maria. Sepanjang bulan ini, umat Katolik, baik di gereja maupun secara pribadi di rumah, mempersembahkan penghormatan dan doa dengan penuh kasih kepada Maria dari hati mereka.
Kita berusaha mohon kepada Allah melalui perantaraan Bunda Maria bagi diri kita, keluarga, dan sesama serta dunia, agar Allah memberikan karunia kepada kita semua. Kita juga berdoa melalui Bunda Maria untuk panggilan khusus menjadi imam, suster, dan bruder, agar panggilan terus bertumbuh subur. Minggu Paskah IV ini juga merupakan Minggu Panggilan. Semoga Allah menggerakkan hati orang muda untuk menanggapi panggilan menjadi imam, suster, bruder.
Marilah kita berdoa : “Bunda Maria, doakanlah kami.”
(RD. Antonius Pramono)