KITA sudah memasuki masa pandemi kurang lebih tiga bulan. Kita merasa bosan, lelah, dan ingin masa sulit ini segera berlalu. Ada beban yang menghimpit kita karena pandemi ini. Ada yang terbebani karena harus mengikuti aturan Pemerintah yang begitu ketat. Kita harus tetap di rumah saja, jaga jarak dengan sesama, dilarang bersalaman, harus rajin cuci tangan, pakai masker, dan berbagai aturan lainnya yang tidak biasa, sehingga membebani kita.
Gereja juga mengeluarkan aturan yang mungkin membebani kita di masa pandemi ini. Kita belum boleh misa bersama dan melakukan kegiatan bersama umat seiman. Umat belum dapat menerima sakramen seperti saat sebelum ada pandemi. Aturan itu dibuat tentu ada maksudnya. Kita sebagai umat Katolik dan warga negara yang baik berusaha menaati aturan Pemerintah dan Gereja demi kebaikan bersama.
Sabda Tuhan memberikan inspirasi yang menarik untuk kita renungkan. Tuhan bersabda : “Marilah kepada-Ku, kamu semua yang letih lesu dan berbeban berat. Aku akan memberikan kelegaan kepadamu. Pikullah gandar yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku ini lemahlembut dan rendah hati”. Arti “letih lesu dan berbeban berat” ini adalah orang yang berusaha aktif melaksanakan hukum, bukan letih dalam arti loyo, tapi letih karena aktif melaksanakan hukum yang ada. Kita mungkin juga merasa letih karena berusaha taat kepada hukum atau aturan yang ada saat pandemi ini. Tapi melalui sabda Tuhan ini kita boleh mengalami rasa lega bila mau tetap percaya kepada Kristus.
Lalu sabda : “Gandar yang Kupasang” dalam arti kiasan menunjuk kepada hukum Allah, kuk ajaran Taurat. Saat orang lelah memikul beban hukum yang dipasang oleh pimpinan Yahudi, orang diajak untuk mengenakan pikulan ajaran Yesus dengan menjadi murid-Nya. Pikulan ini memuat ajaran Yesus tentang Kerajaan Allah dan cara hidup dalam mengikuti Yesus di jalan pelayanan dan penderitaan.
Beban yang dipikul oleh orang yang berguru kepada Yesus, bukan lebih ringan lantaran tak ada hukum. Pikulan yang dibebankan Yesus kepada murid-murid-Nya akan menjadi ringan bila murid belajar bersikap lemah lembut dan rendah hati seperti Yesus. Semoga sabda Tuhan menguatkan kita saat merasa lelah dalam situasi pandemi ini.
“Datanglah kepada-Ku kalian semua yang lelah memikul beban berat, maka Aku akan memeberikan rasa lega kepadamu.”
RD. Antonius Pramono