Kita Dipanggil untuk Berbelarasa

HARI Minggu ini pasti menjadi hari Minggu yang paling berharga bagi kita mengingat penegasan yang di buat oleh pemda DKI yang akan menarik Rem Darurat penanganan Covid-19 untuk kembali menjalankan PSBB ketat per 14 September 2020. Berita ini dapat menjadi berita yang kurang menggembirakan bagi kita karena pembatasan tersebut membuat kita akan kembali melakukan segala aktifitas dari rumah.

Akan tetapi, tindakan ini diperlukan mengingat bahwa kasus covid di negara kita melonjak naik dan yang menjadi salah satu terbesar itu terdapat di Jakarta. Suatu keputusan yang perlu dimaklumi untuk menghadapi pandemi tersebut. Pada bacaan kedua minggu ini yang diambil dari kitab Roma dikatakan bahwa “tidak ada seorang pun diantara kita yang hidup untuk dirinya sendiri, dan tidak ada seorang pun yang mati untuk dirinya sendiri” (Roma 14:7). Sabda Tuhan hari ini mengajak kita untuk mampu berbelarasa. Belarasa masa pandemi ini dapat kita lakukan dengan menjalankan anjuran pemerintah yaitu tetap dirumah.

Pada sebuah pengalaman ketika keluar rumah, saya melihat ada orang yang tidak memakai masker dan kemudian orang tersebut ditegur oleh orang yang berada disampingnya bukan dengan kata-kata, melainkan dengan dia memberikan masker kepada orang tersebut. Saya melihat pengalaman itu merasakan bahwa teguran itu merupakan teguran kasih. Teguran yang mampu menyentuh hati nurani dan batin seseorang. Saya membayangkan apabila orang tersebut memaki orang yang tidak memakai masker itu, pasti saya tidak akan melihat suatu teguran kasih, pasti akan yang lain dan berefek konflik. Bacaan Injil hari ini juga menghatar kita untuk mampu berbelarasa dalam hal mengampuni. “Bukan Tujuh Kali melainkan Tujuh puluh kali Tujuh Kali”.

Fr. Nando Sitohang